KEAJAIBAN BISA BERTEMU KHALIFAH
Pada tahun 2000 saya pernah bermimpi melihat Huzur Khalifah
IV memimpin sholat di Rumah Misi Kendari di Lepo-Lepo. Yang ikut sholat di
belakang beliau hanya 4 orang laki-laki, yaitu Bapak Mubaligh Mln. Ahmad
Syafii, ketua DPW, dan 2 orang MB asli suku Tolaki dan suku Muna.
Setelah selesai sholat saya berkata kepada beliau, “Huzur,
baru seginilah jumlah anggota di sini.” Lantas Huzur menjawab, “Ya. Nanti akan
berkembang ke 4 penjuru mata angin.”
Mimpi ini saya ceritakan kepada suami. Suami bilang ini
kabar gembira bahwa nanti Jemaat di Sultra akan berkembang. Hal inilah yang
membuat semangat para dai di Sultra untuk terus gencar bertabligh ke berbagai
arah di Sulawesi Tenggara. Hingga terbentuklah beberapa cabang baru pada saat
itu.
Perjalanan tabligh ke daerah Landono saat itu yang paling
berkesan. Ketika memasuki gerbang di atas bukit Gunung Merah tertulis, “Selamat
datang di Landono”. Spontan para dai yang baru pertama kali ikut, tergerak
untuk membacanya.
Namun anehnya Bapak Mubaligh pada saat itu mengingatkan agar
para dai membacanya bukan Landono, tapi London. Maka tulisan di gerbang itu
kami ubah bacaannya menjadi, “Selamat datang di London”. Dengan harapan,
“Semoga pertablighan kita sukses dan ada ikatan batin dengan Huzur. Sehingga
Huzur yang di London mendoakan kita yang sedang membuka pertablighan di Landono.”
Demikian kata Bapak Mubaligh Mln. A. Syafii menjelaskan alasannya kenapa kita
harus membaca Landono menjadi London.
Rupanya baru berharap di hati saja langsung sampai ke
hadapan Huzur. Berkat doa Huzur, buah-buah pertablighan disana mulai ranum.
Lahirlah MB yang begitu banyak, sehingga bisa terbentuk menjadi 3 cabang.
Pada suatu malam saya mendapat mimpi lagi. Saya mimpi diberi
kain putih oleh seorang Lajnah yang sudah meninggal dunia. Kebetulan saat itu
saya yang memandikan jenazahnya. Ketika membaca kitab tabir mimpi karya seorang
Imam terkenal Muhammad bin Sirin, dalam tafsir mimpi tersebut tertulis
keterangan bahwa, “Kamu akan mendapatkan rizki dari tempat yang tidak
diduga-duga.”
Masya Allah! Ternyata betul tafsir mimpi tersebut! Tiga hari
kemudian kami menerima surat dari PB yang memberitahukan ada 16 orang, termasuk
salah satunya suami saya, yang mendapatkan karunia untuk menjadi delegasi
Indonesia pada Jalsah Salanah Internasional di London pada tahun 2000.
Pada saat surat tersebut saya terima, suami masih sedang di
lokasi pertablighan. Biasanya beliau hampir seminggu bertabligh di lapangan
baru pulang ke rumah. Saat itu saya pun masih belum punya HP, sehingga tak bisa
memanggil suami agar segera pulang untuk membuat paspor dan kelengkapan
lainnya. Saya pun hanya berdoa meminta kepada Allah agar hati suami digerakkan
untuk bisa pulang dalam waktu dekat ini.
Betul saja! Tiba-tiba sore itu suami datang. Kemudian saya
ceritakan semuanya kepada beliau. Saya sempat tanya juga kenapa bisa pulang
hari itu. Beliau bilang entah kenapa tiba-tiba hati tergerak saja untuk segera
pulang.
Lantas saya ceritakan bahwa tadi saya berdoa meminta agar
suami segera pulang dalam waktu dekat ini. Beliau hanya menjawab, “Begitulah
seharusnya. Jika ada keinginan apapun itu, kita meminta kepada Allah melalui
doa. Satelit tercanggih adalah Allah, maka mintalah apapun kepada Allah. Kita
tidak punya HP tapi akan sampai dengan kecanggihan satelit-Nya.”
Alhamdulillah akhirnya suami dapat bermulakat dengan Huzur
di dua tempat sekaligus, yaitu di Parung bersama keluarga, dan seminggu
kemudian di London, setelah Huzur kembali dan rombongan delegasi Indonesia
menyusul untuk menghadiri Jalsah ke London. Alhamdulillah!
Pengalaman berikutnya yang juga sangat berharga adalah
ketika mulakat dengan Khalifah yang sekarang.
Waktu itu masih belum ada bayangan kami untuk dapat
menghadiri Jalsah di Singapore. Maklum saat itu kami sedang banyak-banyaknya
membutuhkan biaya untuk pendidikan anak-anak. Jadi sama sekali tidak punya
tabungan sedikitpun.
Antusiasme anggota begitu tinggi untuk mulakat dengan Huzur
di Singapore pada kunjungan Huzur aba tahun 2013. Di Lenteng Agung pun anggota
yang mendaftar sangat banyak. Hati kecil saya pada saat itu hanya bergumam,
“Ya, Allah! Sebagian besar anggota akan berangkat ke Singapore, lingkungan
masjid pasti sepi. Karena semua anggota yang berada di lingkungan mesjid LA
saat itu akan berangkat. Biarlah hamba menjadi penjaga masjid selama mereka
tidak ada.”
“Tapi, ya Allah! Sesungguhnya hamba juga ingin ikut berjumpa
dengan wujud suci Khalifah yang sekarang. Berilah kami karunia untuk dapat
mulakat dengan Khalifah sekarang seperti Engkau telah memberikan karunia kepada
kami untuk bermulakat dengan Khalifah ke-4 dulu di tahun 2000.”
Doa itu saya ucapkan sambil masak di dapur. Tiba-tiba HP
saya berdering. Rupanya ada panggilan dari seseorang yang meminta no paspor
saya dan mengabarkan bahwa saya akan diberangkatkan ke Singapore oleh beliau.
“Ibu tenang saja, tiket dan hotel sudah saya siapkan buat Ibu,” demikian
kata-kata ibu yang baik itu memberi info kepada saya saat itu. Spontan saya
mengucapkan terima kasih kepada beliau.
Dan setelah teleponnya ditutup, saya langsung melakukan
sujud syukur. Belum saja kering bibir ini berdoa, Allah langsung mengabulkan
harapan saya. Masya Allah! Begitu dahsyatnya kekuatan doa yang dirasakan pada
saat itu.
Ternyata betul apa yang banyak diceritakan oleh orang-orang.
Setiap berjumpa dengan Khalifah, tidak kuasa rasanya berkata-kata. Saat itu
hanya ada rasa haru dan bahagia hingga air mata tidak dapat terbendung saat
Mulakat dengan Huzur. Ikut foto bersama dan menyampaikan permohonan doa saja
kepada beliau, sudah terasa lega dan bahagia.
Ternyata mimpi dan keinginan-keinginan yang di luar batas
kemampuan kita sebagai manusia, bisa dengan begitu mudahnya terwujud nyata bila
Allah berkehendak dan memberi izin pada hamba-Nya. Inilah nampaknya yang harus
kita cari setiap saat dalam doa-doa kita. Buah doa begitu dahsyat. Kita hanya
harus yakin bahwa Dia Maha Mendengar dan Mengabulkan segala doa.
Pantas saja Hazrat Masih Mau’ud as pun mendapat ilham, “Dengan
doa segala sesuatu yang nampak tak mungkin akan menjadi menjadi mungkin.“
Komentar
Posting Komentar